Kamis, 28 Mei 2015
Selasa, 19 Mei 2015
Arsip Tugas
MAKALAH
ASPEK
PEMBENTUKAN MOTIVASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Psikologi Kesehatan
Dosen Pengampu: Sri Nyumirah
Disusun oleh Kelompok:
1. Asih
Hudayati (
201202313 )
2. Imarotul
Husna ( 201202314 )
3. Lina
Ninda Sari ( 201202310 )
4. Noor
Said ( 201202319 )
5. Putri
Rahmawati ( 201202321 )
STIKES CENDEKIA
UTAMA KUDUS
PROGRAM STUDI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Aspek Pemebentukan Motivasi”.
Dengan
terselesaikanya makalah ini, tentu tak luput dari berbagai pihak yang
berpartisipasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak dibawah ini:
1. dr.
Parno Widjojo, A.F., Sp.F.K., (K). selaku ketua Stikes Cendekia Utama Kudus.
2. Ketua
Prodi Kesehatan Masyarakat Stikes Cendekia Utama Kudus, Eko Prasetyo,S.K.M,
M.Kes.
3. Sri
Nyumirah selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing kami dalam
membuat makalah ini, sehingga kami dapat merampungkan makalah ini.
4. Orang
tua kami tercinta, yang senantiasa mendukung dan mendoakan kebehasilan kami.
5. Teman-teman
PSKM Reg 3 yang membantu memberikan informasi relevan, sehingga kendala dalam
kajian materi kami dapat terselesaikan.
6. Serta
pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu di sini, kami
ucapkan terima kasih.
Makalah ini dapat dikatakan belum
sempurna, untuk itu kami dengan senang hati bersedia menerima kritik maupan
saran dari Pembaca. Akan tetapi, terlepas dari ketidaksempunaan tersebut, kami
harapkan karya ini dapat memberikan manfaat dan informasi bagi para Pembaca.
Kudus, November 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................. i
KATA
PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR
ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Msalah............................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan
Penelitian..................................................................... 2
D. Manfaat
Penelitian................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju
dan modern menuntut manusia untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi. Peningkatan sumber daya manusia menjadi syarat mutlak untuk mencapai
tujuan pembangunan dari suatu negara, yaitu dengan meningkatkan kualitas
pendidikan.
Salah satu faktor dari dalam diri
setiap individu dalam berhasil atau tidaknya dalam suatu proses belajar
mengajar adalah adanya motif dan motivasi belajar yang dimiliki individu
tersebut.
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu
yang cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong
dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan
tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari luar
dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi
instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan
faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi
pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan
membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang.
Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti
tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus
diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan
tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir
kembali.
B.
Rumusan Masalah
Latar
belakang masalah yang telah diuraikan di atas menimbulkan permasalahan sebagai berikut:
a.
Apa yang dimaksud dengan motivasi ?
b.
Apa saja macam - macam teori motivasi ?
c.
Apa saja yang merupakan factor pembentukan motivasi ?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui apa itu motivasi.
2.
Untuk mengetahui macam-macam teori
motivasi.
3.
Untuk mengetahui factor apa saja yang
berpengaruh pada pembentukan motivasi.
D.
Manfaat
Manfaat penulisan karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Penulis dan pembaca dapat mengetahui apa
itu motivasi.
2.
Menambah pengetahuan tentang macam-macam
teori motivasi.
3.
Untuk memberi informasi mengenai factor yang
berpengaruh pada pembentukan motivasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti
dorongan atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan
faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang
mempengaruhi motif disebut motivasi. Michel J. Jucius menyebutkan motivasi
sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk
mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.Menurut Dadi Permadi, motivasi adalah
dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baikyang positif maupun yang
negatif.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi
mempunyai peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada
kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip
motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan
dalam aktivitas sehari-hari.
Konsep
Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh
suwanto adalah sebagai berikut:
1.
Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan
sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2.
Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat
adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa
berguna dan penting.
3.
Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau
barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
B.
MACAM-MACAM TEORI MOTIVASI
Banyak
teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk
memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan
dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan
teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori
penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
a) TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW
(1943-1970)
Dibicarakan tentang faktor-faktor yang
ada didalam diri individu yang menyebabkan mereka melakukan tindakan tertentu.
Ingin diketahui mengapa seseorang melakukan suatu tindakan. Kebutuhan apa saja
yang ingin mereka penuhi? Maslow, McGregor, Atkimson, dan Mc Clelland masuk
dalam kelompok ini.
|
Self
Actualization
Needs
n
|
|
Esteem Needs
|
|
Social Needs
|
|
Safety Needs
|
|
Physiological
Needs
|
Menurut
ahli psikologi Abraham Maslow dalam Solihin (2008), jenjang kebutuhan manusia
dari tingkat bawah ketingkat yang lebih tinggi adalah:
a.
Kebutuhan fisik: yang mencakup
kebutuhan-kebutuhan dasar untuk bertahan hidup seperti kebutuhan akan makanan,
minuman, tempat tinggal, kebutuhan seksual dll
b.
Kebutuhan keamanan: merupakan kebutuhan untuk
memperoleh rasa aman atau terlindungi dari bentuk bahaya, ancaman, dan
kekerasan baik kekerasan fisik maupun secara mental;
c.
Kebutuhan sosial: merupakan kebutuhan
yang dimiliki seseorang untuk diterima oleh lingkungannya. Termasuk dalam
kelompok kebutuhan ini misalnya kebutuhan untuk mencintai dan dicintai dan
kebutuhan untuk mengembangkan persahabatan;
d.
Kebutuhan akan pujian: merupakan kebutuhan
yang dimiliki seseorang untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan dari pihak
lain. Termasuk dalam kategori kebutuhan ini misalnya kebutuhan akan otonomi,
status dan perhatian;
e.
Kebutuhan aktualisasi diri: merupakan
kebutuhan yang dimiliki oleh diri sendiri dan bukan hanya mewujudkan diri
seperti yang diinginkan orang lain (tuntutan orang tua, teman, tokoh panutan,
dan lain-lain).
Dalam
konsepsi Maslow, kebutuhan baru akan menjadi motivator dominan yang akan
menjadi drive (dorongan) bagi seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan kebutuhan
lama yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi motivator utama bagi tindakan
seseorang.
b)
TEORI
MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut
Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor
motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsik).
c) TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan
dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut
teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan
secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan
tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
c. Karyawan
akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan
karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras
dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
- karyawan
dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
- Orang
akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit
pada sasaran.
- Rata
rata orang akan menerima tanggung jawab.
- Kemampuan
untuk mengambil keputusan inovatif.
d)
TEORI
MOTIVASI VROOM (1964)
Teori
dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
·
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada
suatu tugas
·
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang
apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk
mendapatkan outcome tertentu)
·
Valensi, yaitu respon terhadap outcome
seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan
sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang
dari yang diharapkan
e)
ACHIEVEMENT
THEORY (1961)
Yang
dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
·
Need for achievement (kebutuhan akan
prestasi)
·
Need for afiliation (kebutuhan akan
hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
·
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
f)
CLAYTON
ALDERFER ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi
ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence),
hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda
dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih
tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk
yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke
situasi.
C.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK MOTIVASI
Motivasi
seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a.
Faktor Internal
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada factor yang mendorong untuk melakukan sesuatu.
faktor yang
berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
- Persepsi individu mengenai diri
sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak
tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang
tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang
untuk bertindak;
- Harga diri dan prestasi; faktor
ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar
menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta
mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat
mendorong individu untuk berprestasi;
- Harapan; adanya harapan-harapan
akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan
yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan
merupakan tujuan dari perilaku.
- Kebutuhan; manusia dimotivasi
oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara
penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan
mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari,
mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
- Kepuasan kerja; lebih merupakan
suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal
atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar,
karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar
dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang
lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning situations and
meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang
belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena
ingin pujian atau ganjaran.
b.
Faktor
Eksternal
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
faktor yang berasal dari luar diri
individu, terdiri atas:
- Jenis dan sifat pekerjaan;
dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai
dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk
menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini
juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh
objek pekerjaan dimaksud;
- Kelompok kerja dimana individu
bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung
dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu
tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat
membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
- Situasi lingkungan pada
umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya
dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
- Sistem imbalan yang diterima;
imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang
dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai
nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong
individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang
sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok
paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan
dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Motivasi
adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Dari
banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin dikarenakanoleh
penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, studi tentang berbagai kelompok usia
dan jenis kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang
motivasiyang digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.Ada
macam-macam motivasi dalam satu perilaku.
Suatu perbuatan atau keinginan yang disadari dan hanya mempunyai satu motivasi
bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak biasa. Karena suatu keinginan yang
disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat berfungsi sebagai penyalur untuk
tujuan-tujuan lainnya. Apabila dapat terjadi keseimbangan, hal tersebut
mencerminkan ”hasil pekerjaan”seseorang yang berhadapan dengan potensinya untuk
perilaku, yang dapat diidentifikasi sebagai ”kemampuannya”. Jadi, motivasi
memegang peranan sebagai perantara untuk mentransformasikan kemampuan menjadi
hasil pekerjaan.
B. Saran
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mencapai
suatu keberhasilan atau cita-cita. Baik dalam bentuk motivasi instrinsik ataupun
ekstrinsik. Kedua factor tersebut sangat berpengaruh dalam motivasi dalam diri
kita. Untuk itu, perlu adanya penanaman rasa motivasi dalam diri kita sendiri,
seperti memupuk rasa percaya diri, selalu positive thinking, menjalankan suatu
pekerjaan dengan ikhlas, dan berbagai hal lainnya.
Tetapi, factor dari luar juga perlu diperhatikan,
seperti lingkungan sekitar, kebiasaan orang-orang disekitar kita, tentu tanpa
disadari akan mempengaruhi pola pikir kita sehingga motivasi pun akan
berpengaruh, bahkan jika motivasi dalam diri kita tidak tertanam dengan kuat,
lama kelamaan bisa jadi kendor. Untuk
itu, penanaman motivasi harus dengan adanya kerjasama antara diri sendiri
dengan pihak-pihak lain, seperti keluarga, teman, saudara, tetangga, dll.
Dan ketika kita
gagal dan merasa berada dititik paling bawah. Bersegeralah untuk bangun, jangan
terlalu lama menyesali keterpurukan. Bangkitkanlah lagi jiwa optimisme untuk
segera memulai lagi, langkah untuk mengejar cita-citamu. Jangan mudah menyerah,
dengarkan support dari keluarga atau teman-teman sekitarmu, jika perlu carilah
seorang motivator untuk menjadi mentor dalam memulihkan mentalmu, dan lagi lebih
dekatkan diri kepada-NYA. Ingatlah bahwa kegagalan itu, adalah suatu
keberhasialan yang tertunda, dan jangan jadikan cobaan-cobaan itu sebagai
tembok penghalang, majulah terus, jangan takut, ataupun pantang menyerah,
niscaya tembok penghalang itu, akan menjadi jembatan yang akan membawamu pada
jalan keberhasilan.
DAFTAR
PUSTAKA
Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi
dan Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia
Langganan:
Komentar (Atom)

