LAPORAN PRAKTIKUM
KEBISINGAN PADA BENGKEL
PENGELASAN
“BLOKO
SUTO”
Untuk
memenuhi tugas
mata kuliah
Laboratoriom Kesehatan Masyarakat I
Dosen
Pengampu : David Laksamana Caesar S, KM. M.Kes
Kelompok
2
1.
Evi Widiyaningrum (201202304)
2.
Fesri Nurianto (201202305)
3.
Puspitasari (201202319)
4.
Putri Rahmawati (201202320)
5.
Selamet (201202327)
6.
Virda Umaya (201202333)
PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS
2015
Penulis mengucapkan puji syukur
atas kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya. Hanya dengan berkah
dan rahmat-Nya. Laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Kebisingan pada Bengkel Pengelasan Bloko Suto” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Laboratorium Kesehatan Masyarakat I.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan
moril dari semua pihak yang terkait. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
H. Ilham Setyo Budi, S.
Kep, M. Kep Ketua Stikes.
2.
Ibu Sri Wahyuningsih,
S. KM, M.Gizi Ketua Prodi Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
3.
Bapak David Laksamana
Caesar, S. KM, M. Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Laboratorium
Kesehatan Masyarakat I yang telah dengan sabar bersedia membimbing memberikan
saran-saran, motivasi serta nasihatnya yang sangat berguna bagi penulis.
4.
Orang tua tercinta yang
selalu mendukung.
5.
Teman - teman kelompok 2 yang telah bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
Kudus, Juli 2015
Penyuwun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
DAFTAR
ISI............................................................................................... ii
KATA
PENGANTAR................................................................................ iii
I.
PENDAHULUAN........................................................................ 1
II.
TUJUAN....................................................................................... 2
III. ALAT DAN BAHAN................................................................... 2
IV.
CARA KERJA.............................................................................. 2
V.
HASIL PENGAMATAN............................................................. 3
VI.
ANALISIS DATA........................................................................ 4
VII.
PENUTUP..................................................................................... 5
Bunyi
didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran
melalui media elastic. Dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki maka
dinyatakan sebagai kebisingan.
Kebisingan merupakan masalah kesehatan
kerja yang selalu timbul, baik pada industri besar seperti pabrik baja, pabrik
mobil maupun industri rumah tangga seperti pande besi, penggergajian kayu,
perajin kuningan serta aneka logam lainnya.
Jumlah suara yang didengar oleh pekerja selama shiftnya
harus dibatasi. di Indonesia, peraturan untuk batas kebisingan pada shift
selama 8 jam adalah 85 dB. Apabila lama bekerja lebih dari 8 jam, tingkat
kebisingan harus diturunkan.
Jenis-jenis kebisingan meliputi:
a.
Kebisingan
kontinu berspektrum luas dan menetap (steady wide band noise) dengan batas
amplitudo kurang lebih 5 dB untuk periode waktu 0,5 detik.
Contohnya: suara mesin, suara kipas angin, dan lain-lain.
b.
Kebisingan
kontinu dengan spektrum sempit dan
menetap (steady narrow band noise).
Contohnya: bunyi gergaji sirkuler, bunyi katup gas dan
lain-lain.
c.
Kebisingan
terputus-putus (intermittent noise) yaitu bising yang tidak berlangsung
terus-menerus melainkan ada periode relatif berkurang. Contohnya: bunyi pesawat
terbang, bunyi kendaraan yang lalu lintas di jalan raya.
d.
Kebisingan
impulsif tunggal (explosive/impact noise) memiliki perubahan tekanan bunyi
melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya.
Contohnya: pukulan tukul, tembakan bedil, meriam, ledakan dan lain-lain.
e.
Kebisingan
impulsif berulang (repeated explosive/impact noise), dimana bising dapat
terdengar datar atau berfluktuasi.
Contohnya : mesin tempat di perusahaan.
Pencegahan
terhadap kebisingan harus dimulai sejak perencanaan mesin dan dilanjutkan
dengan memasang bahan-bahan yang menyerap kebisingan.
II. TUJUAN
a. Mahasiswa
mampu mengenal metode dan peralatan pengukuran kebisingan
b. Mahasiswa
mampu melakukan pengukuran pengukuran kebisingan
c. Mahasiswa
mampu menganalisa hasil pengukuran kebisingan
III. ALAT
DAN BAHAN
a. Sound
Level Meter
b. Lembar
data
IV. CARA KERJA
v Persiapan
alat :
a. Pasang
baterai pada tempatnya
b. Tekan
tombol power
c. Cek
garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik/ tidak
d. Kalibrasi
alat dengan kalibrator, sehingga angka pada monitor sesuai dengan angka
kalibrator.
v Pengukuran
:
a. Pilih
selector pada posisi
Ø Fast
: untuk jenis kebisingan kontinyu
Ø Slow
: untuk jenis kebisingan impulsive/terputus-putus.
b. Pilih
selector range intensitas kebisingan
c. Tentukan
lokasi pengukuran, arahkan mikropon pada sumber kebisingan
d. Tinggi
alat ukur dari lantai adalah setinggi telinga yaitu antara 120-150 cm
e. Setiap
lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6
kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada monitor
(angka stabil)
f. Catat
hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan (Lek)
V. HASIL PENGAMATAN
Praktikum dilakukan pada:
Hari, tanggal : Jumat, 3 Juni 2015
Waktu :
11.30
WIB - selesai
Tempat : Bengkel Las “ Bloko Suto”
|
No
|
Lokasi
|
Intensitas Kebisingan (dB A)
|
||||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Range
|
||
|
1.
|
Tempat pengelasan
|
88,0
|
86,2
|
88,4
|
87,5
|
89,7
|
88,3
|
70-110
|
Keterangan:
Tempat pengelasan;
Jenis kebisingan continue
VI. ANALISA DATA
Perhitungan:
Lek = 10 Log
(
10 8,8+
10 8,62
+ 10 8,84
+ 10 8,75 + 10 8,97 + 10 8,83 )
=
10 Log
(630957344,48 + 416869383,47 + 691830970,92 +
562341325,19 + 933254300,78 +676082975,39 )
=
10 Log
(3911336300,24)
=
10 Log 651889383,37
=
88,14 dBA
Tabel NAB Kebisingan
Berdasarkan KEPMENAKER Nomor 52/ MEN/ 1999
|
Waktu Pemajanan per Hari
|
Intensitas Kebisingan (dBA)
|
|
|
8
4
2
1
|
Jam
|
85
88
91
94
|
|
30
15
7,5
3,75
|
Menit
|
97
100
103
106
|
|
28,12
14,06
7,03
3,52
|
Detik
|
115
118
121
124
|
Dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan diketehui rata-rata kebisingan di bengkel
pengelasan “Bloko Suto” dengan paparan terhadap benda dan manusia (pekerja dan
pelanggan) adalah 88,14 dBA. Apabila hasil ini dikonfersikan dengan tabel NBA
kebisingan dari KEPMENAKER nomr 52/ MEN/ 1999, maka dapat disimpulkan bahwa
kebisingan yang ada pada bengkel pengelasan tersebut di atas nilai ambang batas
(NAB) yaitu 88,14 > 85 dBA. Oleh karena itu, pekerja terpajan kebisingan
maksimal 4 jam per hari. Kebisingan di pabrik bengkel
pengelasan ini termasuk dalam jenis kebisingan
kontinu berspektrum luas dan menetap (steady wide band noise).
Hasil ini
menunjukan terdapat bahaya kesehatan dan bahaya lain karena paparan kebisingan
ini. Apabila paparan ini terjadi terus menerus maka bisa menyebabkan ketulian
dan berkurangnya kemampuan pendengaran lainnya. Dapat meningkatkan resiko
kecelakaan akibat kerja dan akhirnya bisa menurunkan produktifitas kerja para
pekerjanya.
Oleh karena itu
perlu ada sebuah upaya dari pemilik bengkel pengelasan tersebut dalam mengatasi
masalah kebisingan ini, sehingga kesehatan para pekerja tetap terjaga dan
produktifitas kerja tetap tinggi.
VII. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pengukuran yang
telah dilakukan, maka peneliti dapat mengembil beberapa kesimpulan antara lain:
1.
Dalam pengukuran
kebisingan di bengkel ini, diambil 1 titik (tempat pengelasan) untuk mewakili
kebisingan pada benda dan untuk mewakili kebisingan pada manusia (pekerja atau
pelanggan).
2.
Nilai kebisingandalam satu titik yang mewakili
kebisingan terhadap benda dan manusia
adalah 88,14.
3.
Dengan nilai
ambang batas (NAB) maksimal yang diperbolehkan berdasarkan KEPMENAKER nomor 52/
MEN/ 1999 adalah 85 dBA untuk paparan selama 8 jam atau lebih. Maka diketahui
nilai kebisingan di bengkel pengelasan berada di atas nilai ambang batas (NAB)
yaitu 88,14 > 85 dBA. Oleh karena itu, pekerja terpajan kebisingan maksimal
4 jam per hari.
4.
Kebisingan di
bengkel pengelasan ini masuk ke dalam kebisingan kontinu
berspektrum luas dan menetap (steady wide band noise)
B.
Saran
1.
Pada saat
pengukuran sebisa mungkin menghindari paparan dari sumber kebisingan lain.
2.
Teliti dalam
pembacaan hasil yang ditunjukan oleh alat pada saat pengukuran.
3.
Cari waktu
pengukuran yang tepat, sehingga akan dihasilkan nilai kebisingan optimal di
tempat yang kita teliti.
4.
Disarankan
pekerja bengkel memakai APD (alat pelindung diri) yaitu ear plug untuk
mengurangi tingkat kebisingan yang diterima sampai 10-15 dBA.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar