Senin, 13 Juli 2015

mengukur kebisingan



LAPORAN PRAKTIKUM
KEBISINGAN PADA BENGKEL PENGELASAN
“BLOKO SUTO”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratoriom Kesehatan Masyarakat I
Dosen Pengampu : David Laksamana Caesar S, KM. M.Kes





Kelompok 2
1.         Evi Widiyaningrum            (201202304)
2.         Fesri Nurianto                     (201202305)
3.         Puspitasari                          (201202319)
4.         Putri Rahmawati                 (201202320)
5.         Selamet                               (201202327)
6.         Virda Umaya                      (201202333)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS
2015
 KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya. Hanya dengan berkah dan rahmat-Nya. Laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Kebisingan pada Bengkel Pengelasan Bloko Suto dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium Kesehatan Masyarakat I.
         Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan moril dari semua pihak yang terkait. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      H. Ilham Setyo Budi, S. Kep, M. Kep Ketua Stikes.
2.      Ibu Sri Wahyuningsih, S. KM, M.Gizi Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
3.      Bapak David Laksamana Caesar, S. KM, M. Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Laboratorium Kesehatan Masyarakat I yang telah dengan sabar bersedia membimbing memberikan saran-saran, motivasi serta nasihatnya yang sangat berguna bagi penulis.
4.      Orang tua tercinta yang selalu mendukung.
5.      Teman - teman kelompok 2  yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.



Kudus,  Juli 2015


Penyuwun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...............................................................................................             ii
KATA PENGANTAR................................................................................            iii
I.       PENDAHULUAN........................................................................             1
II.      TUJUAN.......................................................................................             2
III.    ALAT DAN BAHAN...................................................................             2
IV.    CARA KERJA..............................................................................             2
V.      HASIL PENGAMATAN.............................................................             3
VI.    ANALISIS DATA........................................................................             4
VII.   PENUTUP.....................................................................................             5

 I.     PENDAHULUAN
          Bunyi didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastic. Dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki maka dinyatakan sebagai kebisingan.
          Kebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang selalu timbul, baik pada industri besar seperti pabrik baja, pabrik mobil maupun industri rumah tangga seperti pande besi, penggergajian kayu, perajin kuningan serta aneka logam lainnya.
          Jumlah suara yang didengar oleh pekerja selama shiftnya harus dibatasi. di Indonesia, peraturan untuk batas kebisingan pada shift selama 8 jam adalah 85 dB. Apabila lama bekerja lebih dari 8 jam, tingkat kebisingan harus diturunkan.
Jenis-jenis kebisingan meliputi:
a.       Kebisingan kontinu berspektrum luas dan menetap (steady wide band noise) dengan batas amplitudo kurang lebih 5 dB untuk periode waktu 0,5 detik.
Contohnya: suara mesin, suara kipas angin, dan lain-lain.
b.      Kebisingan kontinu dengan spektrum  sempit dan menetap (steady narrow band noise).
Contohnya: bunyi gergaji sirkuler, bunyi katup gas dan lain-lain.
c.       Kebisingan terputus-putus (intermittent noise) yaitu bising yang tidak berlangsung terus-menerus melainkan ada periode relatif berkurang. Contohnya: bunyi pesawat terbang, bunyi kendaraan yang lalu lintas di jalan raya.
d.      Kebisingan impulsif tunggal (explosive/impact noise) memiliki perubahan tekanan bunyi melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya.
Contohnya: pukulan tukul, tembakan bedil,  meriam, ledakan dan lain-lain.
e.       Kebisingan impulsif berulang (repeated explosive/impact noise), dimana bising dapat terdengar datar atau berfluktuasi.
Contohnya : mesin tempat di perusahaan.
Pencegahan terhadap kebisingan harus dimulai sejak perencanaan mesin dan dilanjutkan dengan memasang bahan-bahan yang menyerap kebisingan.
II.   TUJUAN
a.       Mahasiswa mampu mengenal metode dan peralatan pengukuran kebisingan
b.      Mahasiswa mampu melakukan pengukuran pengukuran kebisingan
c.       Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuran kebisingan
III. ALAT DAN BAHAN
a.       Sound Level Meter
b.      Lembar data
IV. CARA KERJA
v  Persiapan alat :
a.       Pasang baterai pada tempatnya
b.      Tekan tombol power
c.       Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik/ tidak
d.      Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga angka pada monitor sesuai dengan angka kalibrator.



v  Pengukuran :
a.       Pilih selector pada posisi
Ø Fast : untuk jenis kebisingan kontinyu
Ø Slow : untuk jenis kebisingan impulsive/terputus-putus.
b.      Pilih selector range intensitas kebisingan
c.       Tentukan lokasi pengukuran, arahkan mikropon pada sumber kebisingan
d.      Tinggi alat ukur dari lantai adalah setinggi telinga yaitu antara 120-150 cm
e.       Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada monitor (angka stabil)
f.       Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan (Lek)
V.   HASIL PENGAMATAN
Praktikum dilakukan pada:
Hari, tanggal        : Jumat, 3 Juni 2015
Waktu                  : 11.30 WIB - selesai
Tempat                 : Bengkel Las “ Bloko Suto”
No
Lokasi
Intensitas Kebisingan (dB A)
1
2
3
4
5
6
Range
1.
Tempat pengelasan
88,0
86,2
88,4
87,5
89,7
88,3
70-110

Keterangan:
Tempat pengelasan; Jenis kebisingan continue
VI. ANALISA DATA
Perhitungan:
Lek    = 10 Log ( 10 8,8+ 10 8,62 + 10 8,84 + 10 8,75 + 10 8,97 + 10 8,83 )
= 10 Log   (630957344,48 + 416869383,47 + 691830970,92 + 562341325,19 + 933254300,78 +676082975,39 )
= 10 Log (3911336300,24)
                        = 10 Log 651889383,37
                        = 88,14 dBA
Tabel NAB Kebisingan
Berdasarkan KEPMENAKER Nomor 52/ MEN/ 1999
Waktu Pemajanan per Hari
Intensitas Kebisingan (dBA)
8
4
2
1
Jam
85
88
91
94
30
15
7,5
3,75
Menit
97
100
103
106
28,12
14,06
7,03
3,52
Detik
115
118
121
124

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diketehui rata-rata kebisingan di bengkel pengelasan “Bloko Suto” dengan paparan terhadap benda dan manusia (pekerja dan pelanggan) adalah 88,14 dBA. Apabila hasil ini dikonfersikan dengan tabel NBA kebisingan dari KEPMENAKER nomr 52/ MEN/ 1999, maka dapat disimpulkan bahwa kebisingan yang ada pada bengkel pengelasan tersebut di atas nilai ambang batas (NAB) yaitu 88,14 > 85 dBA. Oleh karena itu, pekerja terpajan kebisingan maksimal 4 jam per hari. Kebisingan di pabrik bengkel pengelasan ini termasuk dalam jenis kebisingan kontinu berspektrum luas dan menetap (steady wide band noise).
Hasil ini menunjukan terdapat bahaya kesehatan dan bahaya lain karena paparan kebisingan ini. Apabila paparan ini terjadi terus menerus maka bisa menyebabkan ketulian dan berkurangnya kemampuan pendengaran lainnya. Dapat meningkatkan resiko kecelakaan akibat kerja dan akhirnya bisa menurunkan produktifitas kerja para pekerjanya.
Oleh karena itu perlu ada sebuah upaya dari pemilik bengkel pengelasan tersebut dalam mengatasi masalah kebisingan ini, sehingga kesehatan para pekerja tetap terjaga dan produktifitas kerja tetap tinggi.

VII. PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pengukuran yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mengembil beberapa kesimpulan antara lain:
1.      Dalam pengukuran kebisingan di bengkel ini, diambil 1 titik (tempat pengelasan) untuk mewakili kebisingan pada benda dan untuk mewakili kebisingan pada manusia (pekerja atau pelanggan).
2.      Nilai kebisingandalam satu titik yang mewakili kebisingan terhadap benda dan manusia adalah 88,14.
3.      Dengan nilai ambang batas (NAB) maksimal yang diperbolehkan berdasarkan KEPMENAKER nomor 52/ MEN/ 1999 adalah 85 dBA untuk paparan selama 8 jam atau lebih. Maka diketahui nilai kebisingan di bengkel pengelasan berada di atas nilai ambang batas (NAB) yaitu 88,14 > 85 dBA. Oleh karena itu, pekerja terpajan kebisingan maksimal 4 jam per hari.
4.      Kebisingan di bengkel pengelasan ini masuk ke dalam kebisingan kontinu berspektrum luas dan menetap (steady wide band noise)
B.     Saran
1.      Pada saat pengukuran sebisa mungkin menghindari paparan dari sumber kebisingan lain.
2.      Teliti dalam pembacaan hasil yang ditunjukan oleh alat pada saat pengukuran.
3.      Cari waktu pengukuran yang tepat, sehingga akan dihasilkan nilai kebisingan optimal di tempat yang kita teliti.
4.      Disarankan pekerja bengkel memakai APD (alat pelindung diri) yaitu ear plug untuk mengurangi tingkat kebisingan yang diterima sampai 10-15 dBA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar